CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sunday, August 10, 2008

Olimpiade 2008



Tanggal 8 Agustus 2008. Tidak sengaja mencari-cari channel dengan acara yang masuk akal di waktu-waktu premium. TVRI menayangkan opening ceremony acara empat tahunan itu. Walaupun sudah pada saat kontingen-kontingen tiap negara berbaris beriringan, which means sebentar lagi acara puncak akan mulai, tetapi saya cukup senang melihat konvoy tersebut. Yah, walaupun agak sedikit bingung dengan susunan abjad negara-negara yang muncul. Seorang wanita bermata sipit mengenakan baju semi-cheongsam diiringi oleh bendera masing-masing negara, para atlit yang melambai-lambaikan tangan dan tak luput dengan alat perekam momentum masing-masing. Ada bubuk warna-warni yang menandai langkah mereka. Berbagai macam atribut mewakili negara masing-masing. Yang dari timur tengah memakai baju panjang, yang dari eropa sebagian besar kepanasan. Kira-kira sesion perjalanan kontingen-kontingen memakan waktu sekitar dua jam. Mungkin lebih. Negara-negara mengirimkan wakil masing-masing. Sepanjang pengamatan-karena keseringan ganti channel- negara penyumbang atlit terbanyak Amerika Serikat dan yang tersedikit Timor Leste.
Dulu...Dulu..waktu masih jaman saya masih SD. Waktu Susi Susanti and the Gank sedang jaya-jayanya, olimpiade jadi acara wajib nonton. Apalagi bagian pembukaannya. Mungkin karena dulu cuma ada satu stasiun televisi, jadi saya tidak punya pilihan lain.
Olimpiade Athena betul-betul tidak tersentuh. Saya ingat, Taufik Hidayat, yang dapat emas di cabang andalan Indonesia, Bulutangkis, sempat sewot karena permainannya tidak terekspos ke negaranya sendiri. Saya juga tidak mendengar gaung-gaung Olimpiade empat tahun lalu. Padahal Olimpiade kembali ke daerah asalnya.
Empat tahun sebelumnya saya menikmati betul acara pembukaan pesta olahraga dan sportifitas dunia tersebut. Yang diselenggarakan di Sidney, Australia. Mungkin karena saya menontonnya dengan orang-orang yang sangat menanti-nanti peristiwa tersebut. Saya kemudian jadi mengenal Ian Thorpe, perenang asal Australia, dan Cathy Freeman, cabang atletik, yang keturunan Aborigin.
Anyway, moment penyalaan olympic flame selalu berbeda-beda. Semakin kesini sepertinya semakin extreme saja. Seperti yang di Bejing kemarin itu. Di tenga prote-protes anti-Pemerintah Cina, penyalaan api Olimpiade berjalan dengan sukses besar. Apalagi pake adegan berlari-lari di udara-seperti film Crouching Tiger,Hidden Dragon-, wihhh,,,,untung tidak lepas. Belum lagi setelah itu, kembang apinya keren sekali. Sepertinya di pasang di seluruh sudut Beijing...

Kira-kira berapa medali yang akan diboyong atlit-atlit kita di kesempatan kali ini ya?

1 komentar:

Anonymous said...

Asslm, ocha.bgemana prajabmu, sukses? Btw eniwei, "cari channel degn acara y masuk akal", ML..Maksud Loe??kalo saya, ditevisi semua masuk akal, wong tiap malam nongkrongnya depan tipi selalu,:)!!Kalo olimpiade 4 tahun lalu, yap mang kita tidak dapat hak siarnya, terlalu mahal mungkin. Pi, tahun ini, tumben, TVRI bisa..walo dgn kualitas bungkusan acara yang kurang menarik, pi ndpapa, yang penting bisa kuliat Maria Kristin, my new Idol bertanding. MOga2 Maria dapat perak, ato Emas skalian. Indonesia, SEMANGAT!!!!!!!!