CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Friday, January 18, 2008

Perempuan Punya Cerita


Jenis Film
DRAMA
Pemain
RIEKE DYAH PITALOKA, RACHEL MARYAM, ARSWENDY NASUTION, KIRANA LARASATI, FAUZI BAADILA, SHANTY, SUSAN BACHTIAR, SARAH SECHAN
Sutradara
NIA DINATA, UPI, LASJA F. SUSATYO, FATIMAH T. RONY
Penulis
VIVIAN IDRIS, MELISSA KARIM
Produser
NIA DINATA
Produksi
KALYANA SHIRA FILMS
Durasi
109 MIN


Film ini merupakan antologi dari beberapa film pendek yang mengangkat tema yang sama.

1. Cerita pulau
Seorang bidan, Sumantri (Rieke Dyah Pitaloka) yang mengabdikan hidupnya untuk membantu kelahiran di sebuah pulau dan di vonis menderita kanker payudara. Di pulau ini Sumantri hidup bersama suaminya dan sangat menaruh perhatian kepada Wulan (Rachel Maryam) yang menderita keterbelakangan mental. Walaupun Wulan tidak “normal” tetapi tubuh Wulan berbentuk seperti perempuan pada umumnya. Wulan diperkosa oleh beberapa pemuda yang melihatnya sedang bermain-main pantulan cahaya di dermaga. Sumantri melaporkan hal ini kepada pihak yang berwajib tetapi ternyata Sumantri masih terlibat dengan kasus lain yaitu kasus aborsi.Wulan kemudian hamil.

2. Bagian kedua adalah Cerita Jogjakarta
Adegan pertamanya memperlihatkan sekelompok anak SMA laki-laki yang sedang duduk di hadapan komputer di sebuah warnet. Menonton film porno. Safina (Kirana Larasati) dan gengnya datang dan meminta pertanggungjawaban dari anak-anak laki-laki tersebut karena teman gengnya hamil. Sang teman yang hamil bingung yang mana benih dikandungnya, diperjelas oleh salah seorang anak laki-laki SMA dari kelompok tersebut, mereka melakukannya bergiliran. Di warnet itu juga ada seorang wartawan yang menyamar menjadi mahasiswa bernama Jay (Fauzi Baadilla) yang memperhatikan kejadian tersebut. Safina dan kawan-kawannya pergi ketika salah seorang dari kumpulan anak laki-laki tersebut mengusir karena ke”tegang”an mereka terganggu. Jay bertanya kepada penjaga warnet (Arie Daging) tentang dapatnya situs-situs dewasa di akses di warnet tersebut. Penjaga warnet malah menambahkan kalau dia juga menyediakan ruangan sempit untuk indehoy.
Safina berkenalan dengan Jay di sebuah warung dan kemudian menjadi akrab. Dan Safina jatuh cinta kepada Jay. Jay kemudian balik ke Jakarta.

3. Cerita Cibinong
Esi (Shanty) memiliki seorang anak perempuan yang masih duduk di bangku SMP yang selalu diejek oleh anak-anak di lingkungannya karena ibunya bekerja di sebuah klub dangdut. Di klub dangdut Esi bekerja sebagai tukang sapu-sapu saweran trio Dag-dig-dhuer yang salah satu personilnya yang paling terkenal bernama Cicih (Sarah Sechan). Cicih adalah seorang perempuan yang sangat ingin menjadi artis terkenal.
Esi tinggal bersama seorang pria yang bukan suaminya. Pada suatu malam dia mendapati anak perempuannya sedang disuruh melakukan perbuatan yang tidak senonoh kepada laki-laki itu. Esi meninggalkan rumahnya dan kemudian pindah ke rumah Cicih.
Cicih bertemu dengan Mansyur di pasar sewaktu ia sedang berjalan-jalan bersama anak perempuan Esi. Mansyur membujuk Cicih agar mau membujuk Esi untuk menjual anaknya ke Batam. Tetapi Esi tidak mau. Akhirnya Cicih membawa paksa anak perempuan Esi karena iming-iming akan diorbitkan di ibukota oleh Mansyur.

4. Cerita Jakarta
Laksmi (Susan Bahtiar) adalah janda keturunan Tionghoa yang ditulari penyakit AIDS dari suaminya, Reno, (Winky Wiryawan) yang seorang junkie. Reno merupakan seorang ningrat yang membuat Laksmi tidak disukai oleh keluarga suaminya, dan anaknya ingin diambil alih oleh orang tua Reno setelah Reno meninggal.
Ditengah kemampuan badan yang semakin lemah karena penyakit yang diderita, Mei harus menghadapi kenyataan kalau dia tidak diterima di lingkungan manapun. Bahkan di lingkungan keluarganya sekalipun. Mei juga sudah tidak punya uang dan pekerjaan karena dia harus membawa anaknya jauh dari mertuanya yang sudah menguasai rumahnya.
Sehingga pada suatu waktu, Mei meninggalkan anaknya sendirian di tempat kost pada waktu dia pergi berobat di sebuah rumah sakit. Pada saat Mei sampai di rumah kamar kostnya terbakar.

Di cerita pertama, kita melihat punggung. Entah apa maksudnya. Kita juga dibuat gemas karena ternyata uang dapat menyelesaikan segalanya bahkan untuk urusan pemerkosaan sekalipun. Mungkin karena yang diperkosa adalah perempuan yang cacat mental yang mana Sumantri menyebutnya sebagai “Istimewa”.

Cerita Jogjakarta menunjukkan perempuan yang melakukan seks pra-nikah karena cinta. Saya melihat seorang perempuan yang berani mengambil keputusan. Walaupun akhirnya dia merasa ditipu, dimanfaatkan. Saya suka dialog di akhir cerita ini. Yang lucu SMAnya bernama SMA 69 Darma. Kirana Larasati (yang sejak kemunculannya pertama di televisi, saya sangat ingin melihatnya main di film layar lebar) memang sangat cocok memerankan Safina. Di sini kita dapat melihat bagaimana anak-anak SMA begitu lihai dalam bermain seks tanpa malu-malu lagi dan dapat dilakukan di mana saja, bahkan di stadion olahraga yang sudah tidak terpakai.

Cerita ketiga dipenuhi dialog berbahasa Sunda. Sarah Sechan top sekali sebagai penyanyi di Klub Merem Melek. Aktingnya betul-betul natural. Tertunai sudah cita-cita yang dia sebutkan di setiap acara MTV Movie Awards. Shanty juga memikat. Di akhir adegan terlihat kekompakan sesama perempuan yang merasa senasib sepenaggungan karena menjadi korban dari perdagangan manusia.

Cerita terakhir, serius, membuat saya menangis di adegan terakhir. Waktu Laksmi mencium baju anaknya yang dia simpan di dalam tasnya. Cerita yang ini lebih ke pertarungan batin seorang ibu yang terkena penyakit mematikan. Susan Bahtiar cantik sekali. Betulan, cantik!

Film ini adalah sebuah film yang terdiri dari beberapa film pendek. Tidak ada keterkaitan dari setiap cerita kecuali bahwa setiap cerita mewakili perempuan dengan kisahnya masing-masing. Seperti mozaik. Berawal dari pemerkosaan, seks, cinta, perdagangan manusia, dan hubungan batin antara ibu dan anak. Selain hal-hal itu film ini juga menunjukkan perempuan mengalami diskriminasi ganda, di dalam diskriminasi masih ada diskriminasi yang lain lagi bagi perempuan.

Saya mendengar tentang film ini tadi pagi di Putuss Prambors. Arie Daging secara tidak sengaja sedikit berpromosi tentang film ini. Dan ternyata film ini betul-betul sudah masuk di Makassar, saya melihat informasinya di koran. Saya kemudian menonton pemutaran perdana dengan teman saya dan tiga orang penonton lain. Yah, kami cuma berlima. Saya sangat menyayangkan banyaknya adegan yang disensor di film ini, terutama untuk Cerita Jogjakarta. Seolah-olah LSF ingin menutup mata tentang fenomena yang terjadi.

Setelah menonton film ini saya gemas sendiri, tidak dapat dipungkiri memang, hal-hal yang disajikan di film ini adalah realita yang terjadi di sekeliling kita. Disajikan, mungkin, setiap hari di media, cetak maupun elektronik. Dan kemudian saya ketakutan sendiri, jika di masa yang akan datang nanti keadaannya akan semakin memburuk. Belum lagi dengan perhatian pemerintah yang sangat minim. Bagaimana dengan anak-anak perempuan di masa depan nanti? Sebagian besar film ini menunjukkan “kerugian” menjadi perempuan yang selalu menjadi korban. Fisik maupun mental. Film ini juga menunjukkan kalau perempuan tidak selamanya mengandalkan perasaannya, perempuan juga bisa realistis.

Ingin rasanya menonton film ini bersama teman-teman WWN... Dimana kalian sekarang?

PS: Kalau ada yang punya versi uncensored dari film ini, email saya please!!

0 komentar: