CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Friday, October 5, 2007

Amazing Couple on Amazing Race


Amazing Raceadalah salah satu reality show Amerika dimana pesertanya terdiri atas 11 pasangan. Pasangannya ada yang bersahabat, berteman, kekasih, saudara, suami-istri, dan semacamnya. Mereka berjuang dengan bagpack yang besar-besar, berlari-lari, berpindah-pindah negara (yang dimana di setiap spot terdapat tugas yang harus selesaikan untuk menuju spot selanjutnya) untuk memperebutkan 1 juta dollar Amerika di penghujung race. Yang membuat acara ini menarik adalah selain kita bisa melihat pemandangan dan penampakan dari setiap tempat wisata yang luar biasa (menurut saya) dari negara-negara yang berbeda, kita juga akan melihat dua orang manusia yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan.

Pasangan favorit saya adalah dua orang suami-istri Lazarus yang telah menikah selama 40 tahun. Mereka sangat lincah. Padahal umur mereka sudah 60 tahunan. Nama suaminya Barry dan istrinya Fran. Mereka berdua termasuk tim 5 besar. Hebat! Itu berarti mereka mengalahkan 6 tim lain yang masih muda-muda belia. I really enjoy see them working together and how they were supporting each other. Kok bisa ya?

40 tahun pernikahan. Bukan waktu yang sebentar untuk terus-terusan melihat orang yang sama setiap bangun pagi. Kemudian saya bertanya-tanya sudah berapa cobaan perkawinan yang mereka hadapi bersama -selain breast cancer yang diderita oleh sang istri-.

Sejak tiga bulan kemarin saya masih punya ketakutan untuk menikah. Menikah itu sudah seperti momok (seperti matematika according to kata pengantar buku cetak matematika anak sekolahan). Saya langsung bergidik kalau ada orang-orang yang menyebut lima huruf sakti itu: k-a-w-i-n. Saya takut kehidupan saya akan seperti di penjara. Tidak bisa melakukan apa-apa. Harus selalu menuruti kata suami walaupun itu tidak sesuai dengan kata hati. Dan yang itu tadi, memandang orang yang sama setiap hari.

Tapi kemudian seiring dengan berlalunya waktu, akhirnya saya merasakan suatu saat nanti saya ingin menciptakan sebuah cerita kehidupan yang tidak ingin kulakukan sendirian. Walaupun saya kemudian menyadari bahwa pertalian yang tidak mungkin terlepas adalah pertalian darah yang tidak mungkin terjadi antara saya dan suami saya. Yang oleh karena itu tercipta kata-kata,”Tidak ada bekas anak, yang ada itu bekas suami atau bekas istri”. Kesetiaan kepada komitmen awal-lah yang membuat suatu hubungan dapat bertahan layaknya pertalian darah. Jadi saya sedikit banyak sepakat dengan Agus di film Jomblo pada saat dia memutuskan Lani - selingkuhannya - di suatu restoran dengan pelayan-pelayan reseh, “Saya sayang banget sama kamu. Sayang sekali. Tetapi jika saya mencari yang terbaik terus suatu saat nanti saya pasti akan meninggalkan kamu juga”. Disinilah komitmen bisa mengalahkan perasaan. Seseorang pernah mengatakan di tengah malam menjelang pagi kepada saya bahwa komitmen itu di atas perasaan walaupun terciptanya komitmen itu disebabkan karena perasaan juga.

Seperti Barry dan Fran, saya ingin akan ada seseorang yang akan terus mengatakan, “You’re doing good, Baby” atau “You’re doing great” kemudian tangannya mengusap-usap punggung saya, di saat-saat yang seharusnya ia mengatakan, “Gara-gara kamu kita akhirnya kalah” dan kemudian lari meninggalkan dengan perasaan jengkel. Saya ingin mendatangi daerah-daerah asing berdua saja dengan orang yang saya sayang dan tersesat bersama. The one that might be I can live without, but I just don’t want to…

Pada akhir penampilan mereka di Amazing Race, Fran mengatakan bahwa dulu ia pernah berkata kepada Barry," Saya ingin seperti mereka",pada saat mereka melewati sepasang tua yang sedang berjalan bergandengan tangan. Dan akhirnya Fran dan Barry bisa melakukan yang lebih dari apa yang mereka inginkan.

Hoping will not fooled and blinded you around..


And I think this is Gibran’s

Marriage is the union of two divinities that a third might be born on earth
It is the union of two souls in strong love for the abolishment of separateness
It is the higher unity which fuses the separate unities within two spirits
It is the golden ring in a chain whose beginning is a glance, and whose ending is eternity
It is the pure rain that falls from an unblemished sky to fructicity and bless the fields of divine nature

0 komentar: