It's been a loooonnnngggggggg time..ternyata masih ingat passwordnya juga
sekarang pindah ke mari yaaaa..
Tuesday, January 31, 2012
Move On
Label: Brief Report
Sunday, May 31, 2009
Kendari
Setelah mengenalnya lebih dari 7 tahun, akhirnya saya menginjak kampung halamannya juga. Sebuah kota di ujung lain Pulau Sulawesi. Sangat antusias hingga berdebar-debar. Batavia Air yang sangat ontime, kami lepas landas pukul 14.10 wita pada tanggal 17 Mei. Lapangan Udara RW. Monginsidi mengingatkanku akan Bandara Hasanuddin waktu yang lampau. Saya harus sedikit bersabar menunggu bagasi yang diambil oleh suami saya. Setelah semua beres kami pun keluar ke area lobby penjemput. Di sana telah menunggu ayah mertua dan ipar saya.
Jalan menuju kota Kendari masih banyak yang berupa tanah kosong, walaupun di sisi kiri kanan banyak terdapat rumah-rumah yang sangat besar dan halaman yang luas. Banyak pula perumahan-perumahan yang dibangun di daerah pinggiran kota dan ruko-ruko yang menyertainya serupa benteng.
Seminggu plus sehari berada di kota yang cukup panas itu. Kutitip lagi sepotong hatiku.
Monday, April 13, 2009
Bukan Lajang Lagi
Terima Kasih untuk segala doa sehingga acara pernikahan kami berjalan dengan khidmat dan lancar...
Friday, February 27, 2009
catatan setelah setahun
Entah sudah berapa orang -semenjak saya hijrah ke jakarta- butuh untuk bertanya dua kali atau lebih setiap menanyakan asal diri saya. Seperti ini:
Orang Bertanya A: Kemarin tes dimana?
Saya : Di Makassar
Orang Bertanya A: OOOooo...orang Makassar toh..Makassarnya sebelah mana?
Saya : (Bingung)..Hmmm, Makassarnya ya di Makassar
Orang Bertanya A: (Bingung)
Saya : Makassar..eh Ujung Pandang
Langsung orang tersebut memasang tampang cerah.
Ok. Saya tidak tahu kalau ternyata asal daerah saya not-too-famous-enough hahahhaha. Mungkin karena ada perubahan nama kali ya. Seingat saya nama ibukota Sulawesi Selatan berubah kembali menjadi Makassar sekitar tahun 1998-1999. 10 tahun yang lalu. Sekedar informasi, saya tidak setuju dengan nama itu. Mungkin karena Ujung Pandang lebih universal. Dan masih saja ada orang yang tidak tahu tentang itu. Seperti Sheila, teman saya di kantor, dia tahunya kalau Ujung Pandang itu telah ganti nama jadi Makassar setelah dia mengenal saya. How lucky you, Sheil!
Di Jakarta, saya pernah menggunakan dialek Jakarta jika sedang bersama atau bertemu teman sekampung. Di manapun itu. Kadang-kadang ada tampang heran juga sih dari orang-orang di atas angkot misalnya. Sudah beberapa kali di"tebak" sama orang di angkot atau orang di toko karena dialek ini. Ada satu cerita, hari itu saya menemani sepupu saya membeli kain di sekitar Fatmawati, saya dan dia menggunakan bahasa daerah Makassar untuk menjelaskan tentang kain yang dipilah. Ternyata yang punya toko mengerti bahasa Makassar. Hahahahha.. tapi saya tetap cuek saja.
Barusan tadi, sebelum jadwal shift malam mulai, saya singgah di Akang (sejenis warteg) untuk membeli es jeruk. Seperti biasa di warung itu banyak bapak-bapak yang sering nongkrong. Sheila dan Dwi mengambil jarak dan membiarkan saya masuk ke warung sendirian. Sayapun diinterogasi salah seorang bapak disitu (menanyakan tentang kapan hujan, kapan musim panas datang, dsb) yang berakhir dengan pertanyaan.
Bapak Warung Akang : "Kemarin tes dimana?"
Saya : "Di Makassar"
Bapak Warung Akang : "Eh orang Makassar. Bapak yang sana juga orang Makassar" (sembari menunjuk temannya yang entah berdiri di mana, karena saya membelakangi arah bapak itu menunjuk)
Tiba-tiba datang Bapak berpostur besar memakai baju merah garis-garis putih horizontal (saya suka rimanya :-P). Bapak itu langsung bertanya.
Bapak Garis-garis : "Makassar di mana?"
Saya : "Di Makassar"
Bapak Garis-garis: "Makassar atau Bugis?"
Saya :"(saya langsung mengerti, mungkin dia mengira saya orang bersuku Makassar) Bugis"
Bapak Garis-garis : "Bugis pole tegaki',Ndi'?"
Saya: "Iye, Soppeng"
Bapak Garis-garis : "Oooo Soppeng, hati-hatiki Ndi'"
Saya : "Iye, mari"
Sayapun berpamitan. Saya mengerti bahasa Bugis dan bahasa Makkassar, walaupun tidak bisa melafalkannya. Dan setiap seseorang yang tiba-tiba mengajak saya bicara karena merasa saya berasal dari daerah yang sama saya langsung "mengganti lidah" saya ke kondisi "default"nya.
Ngomong-ngomong, ternyata JK jadi orang nomor dua di negeri ini belum bisa membuat Makassar menjadi seterkenal Jakarta ya?
Saturday, February 7, 2009
Tiga Cerita di Tiga Tempat
Awal Januari aku pulang. Di hari kedua di awal bulan aku tiba di Bandara Hasanuddin "baru" dijemput adik-adikku dan dirinya. Untuk pertama kalinya sejak kami bersama dia menjemputku di bandara. Kali ini adalah episode aku yang pulang bukan dia yang datang. Saya senang walaupun perut keroncongan karena pesawatku delay belum lagi bayangan Final Destination terus berbayang-bayang di benakku sepanjang perjalanan.
Dua hari kemudian adalah salah satu hari yang penting dalam hidupku. Mappatuada atau lamaran resmi sekaligus menentukan tanggal dan segala hal mengenai hari pernikahan. Resmi sudah tanggal 15 Maret 2009 ditetapkan sebagai tanggal pernikahan. Semoga semuanya dimudahkan.
Cukup lama aku di Makassar. Mengurus segala-galanya. Kepulanganku kali ini tetap tidak bisa tidur siang di rumah. Tidak bisa menikmati Makassar. Sempat menghadiri acara tujuh bulanan Indah dengan acara rujakan dan dawetan. Sebelumnya sempat senewen karena ban pecah. Untungnya K'Achoo tidak ikut-ikutan BT di saat ban mobil sobek. Ah, ah, heran juga kenapa dia bisa setenang itu. Padahal bajunya sudah basah karena hujan lebat. Baju baru yang khusus dibeli untuk acara itu.
Ke Jakarta lagi tanggal 13 Januari. Seharusnya tanggal 12, tapi nenekku bilang tidak baik melakukan perjalanan di hari Senin karena tanggal 1 Muharram jatuh di hari Senin. Aku ditemani seorang sepupu dan tanteku. Kami naik Air Asia, pengalaman pertama dan langsung delay. Keterlambatan itu aku isi dengan mengamati bandara baru. Seram juga kalau ada gempa, pakai kaca semua.
Masuk kantor langsung dapat tugas jadi panitia acara Rekonsiliasi SAI di puncak. Acaranya lumayan menguras tenaga dan emosi. Buat pengalaman tak papalah.
Friday, January 23, 2009
Wednesday, January 14, 2009
Thursday, January 1, 2009
Kilas Balik 2008
Januari : Simatupang. Menanti panggilan dari BMG tapi belum keluar juga. Jadilah bulan ini diisi dengan kegiatan tanpa rutinitas. Hanya nonton dan berjalan-jalan dengan teman-teman. Presiden Pertama RI Mangkat.
Februari : Hijrah ke Jakarta. Ciputat. Mulai masuk kantor dan pengalaman-pengalaman seru.
Maret : K'Achoo datang ke Jakarta. Senang-senang dan jalan-jalan.
April : Mulai shift malam. Hooray! Tidur di kantor. Mama datang ke Jakarta mengurus keperluan nikahan Indah.
Mei : 8 Mei, 25 tahun. Seperempat abad sudah. Makan-makan dengan Aco di Pasar Festival. Indah mappatuada di Makassar dan saya tidak hadir.
Juni : Reunian dengan Lisa, Nanda dan Adolf. Pulang Kampung! (akhirnya saya punya kampung-terharu). Indah menikah tanggal 28 Juni 2008.
Juli : Episode Jogja dengan Sheila. Prajabatan bareng guru-guru bantu dari Klaten.
Agustus : Untuk pertama kalinya tidak ke Diksar Paskibra. Ikut upacara 17an setelah sekian lama.
September : Puasa pertama di Jakarta. Bapak dan Mama ke Jakarta. Om Subi sekeluarga juga. Puasa yang penuh cobaan.
Oktober : Lebaran hari pertama malah ke Mall. Indah dan Didit lebaran di Makassar, cuma bertiga.
November : K'Acho pindah ke Kendari.
Desember : K'Mappe menikah dengan Ebi. Pertemuan kedua orang tua.
Selamat Tahun Baru
Semoga tahun ini jauh lebih baik
Monday, December 22, 2008
Saturday, November 22, 2008
Ode Kepada Kertas
bayangan kata
samar bergeliat
pada halaman putih
coba bernyanyi sendiri
tanpa tangan dan kepala
pensil itu patah
banyak hari lalu
kampung bulak, november 2008