CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sunday, April 15, 2007

Poteng

Angkot tidak terlalu penuh. Malah kebanyakan isinya bukan mahasiswa, banyakan ibu-ibu pegawai berseragam. Maklum lagi musim SP, jadi angkot sepertinya sunyi senyap dari mahasiswa yang menebar bau-bau wangi.

Di pertigaan Tello angkot saya itu kena lampu merah. Cukup panas memang, hari menjelang siang. Pandangan saya tertuju pada anak-anak penjaja koran yang duduk di balik patung Adipura berlindung dari matahari. Mereka sedang tidak sibuk menjual koran tapi sibuk memesan Es Poteng, yang sepedanya ikut parker di dekat anak-anak itu. Membuat ngiler juga. Apalagi salah seorang anak sudah memakan habis esnya sampai bibirnya berwarna merah pewarna.

Satu momen yang sangat melekat dengan es Poteng adalah pada saat saya masih maba. Pada saat masih sering dikumpul-kumpul untuk latihan bina akrab (di jurusan saya disebut bina kader). Pokoknya penjual poteng pasti senang melihat kita yang lagi latihan. Apalagi pada saat istirahat, kami semua pasti menyerbu penjual poteng. Tahukan danau UNHAS? Tidak ada mace-mace permanen yang berjualan di situ, jadi kami hanya mengandalkan penjual yang lalu lalang. Poteng jadi penghilang dahaga. Padahal daeng potengnya sudah bilang,”Nda ada mi potengnya”,tapi kita bilang,”Nda papaji, esnya saja”. Kembali latihan dengan mulut-mulut merah pewarna.

And then I realize, (atau mungkin hanya saya yang merasa) kalau ternyata saya dan teman-teman seangkatan yang lain dipersatukan pertama kali dengan es poteng. Sepiring beramai-ramai, belum lagi dengan ganti-gantian saling membayarkan.

Apa? Tidak tahu es poteng?

Es Poteng itu adalah ubi yang difermentasi kemudian dimakan dengan es serut yang diberi sirup merah di atasnya. Sangat cocok dimakan siang-siang, di samping danau UNHAS beramai-ramai....



(tulisan ini sudah pernah diposting diblog saya yang dulu,..i just write it down again only for u..)

0 komentar: