CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Monday, July 16, 2007

For my Chimery

L’amour n’est pas parce que mais malgre

Taken from Grind

Who do you think I am?
I don’t know…I’d like to find out

So, find out

pulang

ingin pulang
di bahu hatimu yang hangat
berkisah banyak hal
hingga berair mata

atau

hanya hening.
dan saling menatap
tak apa


(tiket mahal...hiks!)

Harry Potter and The Order Of The Phoenix


Yah, yah, bukan hanya bukunya yang ditunggu-tunggu tapi juga filmnya. Waktunya tepat sekali diputar di saat liburan. Sebenarnya saya tidak terlalu semenggebu-gebu ponakan saya untuk menonton film ini di hari pemutaran perdana. Tapi, mereka memaksa jadi saya harus menemani. Apalagi, selain buku ketiga, jilid kelima dari petualang penyihir remaja ini adalah satu yang terbaik.
Sampai di 21 PIM, langsung memesan tiket. Tiket yang didapat pukul 16.40. Padahal kami sudah berangkat dari rumah jam 10. Dihitung-hitung inilah saat terlama berputar-putar di PIM.

Diawali adegan Harry lagi main ayunan kemudian diganggu oleh Dudley, sepupunya. Mantra pertama yang diucapkan, untuk menghilangkan Dementor, Expecto Patronus. Kesan pertama waktu lihat Harry, kok semakin tua ya kelihatan. Tengkoraknya makin berbentuk. Tokoh-tokoh baru yang muncul adalah Luna Lovegood dan Dolores Umbrich. Pemeran Umbrich cocok sekali. Betul-betul sangat menjengkelkan. Dan kemudian saya jatuh cinta dengan Luna, betul-betul Loony tanpa ekspresi. Yang baru lagi Harry sudah bisa ciuman. Dengan Cho Chang tentunya. Dumbledore League betul-betul keren. Apalagi Ginnie Weasley dengan mantra Reducto-nya. Kedua tokoh favourite saya Fred dan George Weasley juga semakin dewasa dan jahil. Snape tetap berbicara dengan aksen yang aneh, seolah-olah semua kata yang diucapkan sambung-menyambung satu dan yang lain. Lucius Malfoy juga apik. Lord Voldemort tetap jelek (bukannya dia sudah mengambil darah Harry? Harusnya hidungnya sedikit terbentuk), Kementrian Sihir (bagian yang paling saya suka dari buku HP 5) sangat mirip dengan yang saya bayangkan dengan pesawat-pesawat kertas yang terbang kesana-kemari sebagai memo untuk setiap departemen. Duel antara Pelahap Maut dan Orde Phoenix seru sekali. Apalagi pada saat Bellatrix Lastrange melemparkan Avada Kedavra ke sepupunya , Sirius Black. Adegan yang singkat namun sangat dramatis.

Puas, ingin rasanya menonton lagi kalau ada yang mau mentraktir…hehehehehe


Sirius Black dan Harry Potter
Setiap orang mempunyai sisi baik dan sisi buruk. Terserah mereka mau memilih yang mana. Seperti itulah mereka sebenarnya

Luna Lovegood ke Harry Potter
Ibu saya bilang segala yang hilang pasti akan kembali lagi. Di saat-saat yang tidak terduga

Rindu Kamar Alert!

Sudah hampir tiga bulan di Jakarta. Dan saya mulai merindukan kamar saya. Apa kabarnya ya? Apakah berhasil diobrak-abrik Indah waktu pulang akhir pekan panjang kemarin? Indah selalu tidur di kamar saya setiap dia liburan kantor. Nasib menjadi perantau adalah tidak memiliki kamar sendiri di rumah. Di kamar Acce sebenarnya ada dua tempat tidur tapi berhubung salah satunya bentuknya lebih mirip cekungan jadi Indah tidak tidur lagi di kamar itu. Walaupun tulisan “I’s Room” masih terpampang jelas di pintunya.
Kamar saya tidak terlalu besar. Tapi nyaman sekali. Saya betah seharian di dalamnya. Walau kadang-kadang setiap jam 2-4 sore panasnya minta ampun di musim kemarau. Saya pikir bagus juga, supaya saya tidak usah repot-repot tidur siang. Bisa dikatakan sangat membantu program diet.
Saya rindu dengan ratusan bintang kecil yang mengitari setengah dinding kamar saya yang menyala sekitar tiga menit sesaat setelah lampu kamar saya dimatikan di malam hari. Memandang rak buku di sebelah kiri tempat tidur. Memilih buku apa yang akan saya baca malam ini. Foto-foto tempo dulu di dinding sebelah kanan. Poster Saint Seiya, Nemo dan Dian Sastro. Teriakan Ibunda pagi hari yang supaya saya mengantar adik saya ke sekolah. Menghayal atau membalas pesan-pesan singkat hingga tertidur. Memisscalled telepon rumah kemudian berteriak,”Didit siniko dulu!”, pada saat Didit membuka pintu kemudian mengatakan,”Matikan lampuku dule”, biasanya Didit hanya bisa ngomel-ngomel tetapi saklar lampu yang letaknya mengharuskan saya bangun dari tempat tidur dia tekan juga.

I miss all those things...My messy room...

Cerita operasi

Ada sms dari K’Mappe. Cerita-cerita tentang beasiswa dan sebagainya. Buntut-buntutnya dia bilang hari itu dia akan dioperasi. Tentu saja saya kaget dan langsung meneleponnya.

Saya : Assalamu alaikum
MP : Wa alaikum salam
Saya : K’Mappe betulanq mo dioperasi sebent?
MP : Iya
Saya : Operasi apa?
MP : Ada benjolan di punggungku. Mo diangkat
Saya : Lokal ji?
MP : Iyo, lokal ji
Saya dan MP : Interlokal !! (Ketawa bersama)
Saya : Berapa hari miq nanti di rumah sakit? Saya kira operasi usus buntuq karena suka sekaliq makan lombok
MP : Bukan gang
Saya : Cepat ji itu kalo lokal, K’
MP : Iya, mudah-mudahan nda apa-apaji
Saya : Kabar-kabarika nah kalau sudah selesai
MP : Nanti saya kabari laki-laki atau perempuan
Saya : (tertawa). Sudah mi dulu k’, nah?
MP : Iya
Saya : Baik-baik ya. Assalamu alaikum
MP : Wa alaikum salam

Karena K’Mappe bilangnya dia akan dioperasi jam 4, pukul 6 saya mengsms dia lagi

Saya
K’Mappe gmanami operasi ta?suksesji?


K’Mappe
Bsk pgi ca. tenang mk ces kalo peremupan sy kasi nama rosa. He..he

Keesokan harinya

K’Mappe
Oca sdhmi operasi ku cz. Dibius totalka. Brka sdr. Bkn perempuan ca, laki2 keluar, jd sy ks nama ROSSI. He2x

Saya
Alhamdulillah, klo laki2 ya…
Kok dbius total ya?
Undang2 klo aqiqah hehehehe


K’Mappe
Nda tau knp. Di tolo2ikan mungkin. Soalx sy nda ingat apa2 trus wkt sadar sdh ada dkamar. Sy qra adama dsurga krn bxk bida2ri, eh terxta suster2

Saya
Pasti waktu bangunq ke’ dsinetron2,bilang bgini,”dmana saya?”,dengan muka kbingungan hahahahaha….
Ai,dpreteli miq itu sm dokter dsana..hahahaha

K’Mappe
Tdk sedramaris ituji cz. Seandaix suara y ptama sy dengar “SIAPA TUHANMU? APA AGAMAMU?” bgmanami itu?

Saya
Qta itu y mdramatisir..
Y penting smua baik2 sj ya,k’...
Trus kapan q balik?

K’Mappe
Skrgng ini lg balikma. Maksudx tidur tbalik krn dbelakang bks oprasix. Hehe. Mungkin bsk pagi ca

Seperti itulah isi percakapanku sm K’Mappe beberapa hari yang lalu. K’Mappe ini kakak kelas saya dulu di SMADA. Orangnya kurus sekali, kulitnya putih. Kreatif dan enak diajak ngobrol. Tidak akan pernah berhenti tertawa. Sebenarnya dia juga kakak kelas saya waktu SMP tapi watu di SMP 6 dulu saya cuma tahu nama saja. Sekarang dia sudah jadi dosen di teknik pertanian Unhas. Sampai sekarang kita akrab sekali. Apalagi dia mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan sahabat Indah. Smsan terakhir pasca operasi bilang dia sudah di rumah dan semoga bisa ikut tes beasiswa lagi. AYO SEMANGAT!!

MISSORIENTASI!

Tentang pernikahan, jodoh dan kawan-kawannya:
Bapak : (tidak pernah berkomentar masalah ini)

Mama : Harus kerja! Setelah menikah semua subsidi dicabut!

Indah : Pokoknya saya tahun depan mau menikah

Aco : Weh, kawin-kawin mi ko itu. Toa mi ko

Acce : Saya mau cepat-cepat menikah. Ayo cepat jodohkan saya

Didit : Kakak Ocha kapanq kawin? Nda disini mi ki tinggal itu di’?

Ikha : Iya nih, nyokap gue sedikit rasis

Lisa : Saya mo nikah bulan 12, yakin gak yakin sih. Niatnya ibadah

Ananda : Nda tau juga, kenapa dia belum lamar-lamarka

K’Cimmank: Kalo setengah-setengah mendingan mundur saja

K’Lisa : Apa yang membuatmu nda yakin? Apalagi yang ko cari?

K’Ucha : Cha, kapan ini? Kalo cowo’ sudah serius disambutlah dengan baik-baik

K’Eko : Jodoh itu sudah ditetapkan 50.000 tahun sebelum bumi ini diciptakan,
jadi tenang saja

Poetry : Emangnya nikah buat halal doang?

Jess : Suamiku sudah tidak mesra lagi, sepertinya dia homo

Sultra : Istikharoh, Cha!

Eni : Nikah apaan sih?

Apip : Resolusi 2008 apa, Cha? Hah? Nikah?

Ambar : Ngapain juga nikah? Gak hamil kok

Asni : Jadi kapan kita bawa erang-erang?


Jangan pernah membahas ini dengan saya...Heleh,cape’ deh!
At least,for a while..

Thursday, July 5, 2007

"You And I Both"

Was it you who spoke the words that things would happen but not to me
Oh things are gonna happen naturally
Oh taking your advice I'm looking on the bright side
And balancing the whole thing
But often times those words get tangled up in lines
And the bright lights turn to night
Until the dawn it brings
Another day to sing about the magic that was you and me

Cause you and I both loved
What you and I spoke of
And others just read of
Others only read of the love, the love that I love.

See I'm all about them words
Over numbers, unencumbered numbered words
Hundreds of pages, pages, pages for words
More words then I had ever heard and I feel so alive

Cause you and I both loved
What you and I spoke of
And others just read of
And if you could see me now,
Oh love, no
You and I, you and I
Not so little you and I anymore, mmm...
And with this silence brings a moral story
More importantly evolving is the glory of a boy

Cause you and I both loved
What you and I spoke of
And others just read of
And if you could see me now
Well I'm almost finally out of
I'm finally out of
Finally deedeedeedee
Well I'm almost finally, finally
Well I'm free, oh, I'm free

And it's okay if you have to go away
Oh just remember the telephone works both ways
And if I never ever hear them ring
If nothing else I'll think the bells inside
Have finally found you someone else and that's okay
Cause I'll remember everything you sang

Cause you and I both loved what you and I spoke of
and others just read of and if you could see now
well I'm almost finally out of.
I'm finally out of, finally, deedeeededede
well I'm almost finally, finally, out of words

(Aco bilang, "Ko itu cocok dengar Jason Mraz yang U and I Both"...)

Sunday, July 1, 2007

Tentang Waktu Orang Lain

Seberapa berharganya waktu orang lain?As precious as our time of course. Or maybe more. Sewaktu saya masih mengajar privat dulu saya selalu senewen dengan anak murid saya yang selalu membatalkan jadwal les dengan tiba-tiba. Dengan berbagai alasan misalnya seperti,”Mau pergi berenang”, atau “Habis ulangan jadi capek berpikir”. Cuma dua jam dua kali seminggu. Mereka ini tipe anak yang memiliki orang tua jaman sekarang yang tidak puas kalau anaknya hanya ikut satu macam les saja. Terkadang saya yang jadi korban, mungkin mereka berpikir waktu saya saat itu sangat fleksibel.
Betapa beruntungnya jika kita janjian dengan seseorang kemudian di detik-detik terakhir diperwujudan janji itu kita kemudian sama-sama malas dan membatalkan janji tanpa ada yang merasa tersakiti. Saya sering sekali seperti itu. Terakhir waktu janjian sama Lisa ketemu di PIM, tapi hujan membatalkan semuanya.
Mungkin sewaktu di Jakarta sini, saya banyak membuang waktu teman-teman sekalian setiap janjian. Menunggu saya di suatu tempat tanpa tanda-tanda kehadiran. Bukan karena saya yang mengulur-ngulur tapi karena saya betul-betul belum bisa memperkirakan waktu di kota yang serba tidak pasti ini. Bahkan rumus gerak lurus berubah beraturan tidak berlaku disini. Macetnya datang-datangan seolah-olah setiap orang memiliki satu strategi yang sama mencari waktu tercepat untuk sampai ke tempat tujuan yang kemudian membuat mereka semua terjebak dalam kemacetan.

Dalam urusan janji-menjanji, mari belajar mendahulukan waktu orang lain..

Rendezvous dengan Pejuang-pejuang Tangguh

Perjalanan dari Blok M ke Cipulir yang ditempuh dengan naik motor di bawah matahari pukul 12 siang. Dengan kepala yang disesakkan ke dalam helm yang kesempitan.

Makan siang yang terlambat. Kehausan yang amat sangat. Tiga jam menuju Bekasi dengan
pemandangan yang beraneka ragam.
Pulsa yang habis terkuras menanyakan bus apa yang masih tersedia jam 10 malam menuju Pondok Cabe dari Pulogadung, dan dibalas dengan huruf-huruf besar,”BERMALAM SAJA DISITU!”.

U know what? IT”S WORTH IT!!

Tak akan pernah lagi saya dapatkan suasana seperti ini..
Rumah kedua..
My Second Home...
Cinta kan membawamu...
Kembali disini..
Menuai rindu, membasuh perih

Bawa serta dirimu
Dirimu yang dulu
Mencintaiku apa adanya...

(Lagu yang setengah mati Ahsank nyanyikan di malam itu karena pemain keyboardnya se
dikit lupa dengan nadanya)

3 Hari untuk Selamanya


Sejak pekan lalu saya berencana menonton film ini bareng K’Enny- teman di WWN – tetapi batal karena sesuatu dan lain hal. Hari ini cita-citaku untuk menonton film ini tercapai. Perginya bareng Ikha, Nandha (adik Ikha), Mirna (sepupu Ikha) dan Lei (teman SMA Ikha). Ternyata nomat di PIM I ramai sekali, tidak jauh beda dengan nomat di MP. Penuh dengan anak-anak remaja. Mirna sebenarnya sudah nonton filmnya dan mengatakan kalau filmnya membosankan, tidak orisinil dan meaningless. Itu dikatakan oleh orang yang menilai film horror Indonesia adalah film yang orisinil. Untungnya tiket untuk film yang lain sudah habis (yess!!) dan penjaga loket yang galak sekali sehingga kita harus memilih film dengan cepat. Inilah untuk pertama kalinya saya duduk di deretan paling depan (hanya kursi-kursi itu yang tersisa).

Kami terlambat masuk sekitar 3 menit film sudah berlangsung memperlihatkan adegan Ambar (Adinia Wirasti) sedang asyik menggoyangkan tubuhnya di bawah kelap-kelip lampu diskotik.

Filmnya lumayan. Ardinia Wirasti memikat sekali, berperan sebagai anak orang kaya yang hanya tahu bersenang-senang. Dialog yang paling saya suka waktu dia berbicara dengan patung Bunda Maria di Sendangsono - tempat ziarah umat Katolik - , ”Halo Bunda Maria! Lama tidak berjumpa. Saya tahu saya bukan Katolik tapi saya pernah sekolah di TarQ” kemudian dia menyatukan kedua tangannya seperti cara umat kristiani berdoa dan berkata lagi,”I need your help..”
Nicholas Saputra, kayaknya, seperti biasa selalu kebagian dialog-dialog panjang dan selalu terlihat pintar saat mengucapkannya. Kalau mau lihat bagaimana mupengnya Nicholas, silahkan nonton film ini. Perhatikan adegan waktu dia memandang seorang ronggeng di pinggir pantai, yang kata Ambar suasana di situ, ”Busuk tapi mistis”.

Saya agak terganggu dengan jeda-jeda yang sangat banyak di film ini. Jedanya panjang sekali. Seandainya jedanya itu seperti dalam film-film Korea atau Jepang, dimana ada dua orang yang saling bertatapan dengan jarak tertentu dengan ekspresi masing-masing, mugkin saya tidak akan mengantuk sesekali dengan film ini. Dan tentu saja LSF yang membuat film ini menjadi sangat tidak rapi dan ta’gentung!

Secara(ceile!!) saya duduk di deretan paling depan, begitu lampu menyala setelah pemutaran film selesai, saya dapat melihat bentuk penonton-penonton lain di belakang. Astaga, sebagian besar penontonnya umur-umur yang SMP saja belum tamat!!*geleng-geleng


(Terima kasih, Kha! Untuk merchandise notebook dan kaos 3 Hari untuk selamanya!)