CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Tuesday, April 24, 2007

Awal yang penuh Kejutan...

Di sinilah saya. Di kota tanpa ampun. Dimana kerasnya kehidupan terlihat dimana-mana, seperti banyaknya asap kendaraan menutupi birunya langit menyerupai kabut. Belum lagi petir dan guntur yang menggelegar dahsyat di sore hari mengiringi hujan yang turun malu-malu.

Pembukaan yang nampaknya serius...

Sampailah saya di Jakarta, ibukota negara kita. Setelah perencanaan dari dua tahun sebelumnya, tercitalah capai-capai saya. Kekagetan pertama adalah saya tidak mengenali adik saya dari radius 10 meter. Ada apa dengan rambutnya? Dia seperti mirip keyboardisnya Nidji. Ya ampun!
Berjalan-jalanlah kami menunggangi angkutan umum dari angkot hingga metro mini. Bertandang ke Gramedia PIM yang akhirnya membuat saya sakit kepala. So much books,so no money!!Huhuhu...

Akhirnya kami pulang dengan tangan kosong. Di angkot terakhir, Aco, nama adik saya, sibuk sekali sebut-sebut,
"Baine!Baine!",sambil melirik-melirik ke sebelah kananku (kami duduk berhadapan). Lha, memang perempuan yang duduk di samping kanan saya. Terus, Aco bilang lagi,
"Dia kalahko!"
Saya jadi bambah bingung di tengah-tengah kesempitan.
Salah satu kenikmatan berada bersama orang seasal di daerah orang lain adalah kita jadi punya bahasa 'rahasia' sendiri secara tidak sengaja. Untuk orang-orang di sekeliling kami maafkan kami yang berlidah aneh ini.

Sampailah kami di depan gerbang kompleks dengan slamat. Ternyata, saudara-saudara (sepanjang angkot menjadi kendaraan favorit saya selama kurang lebih satu dekade), supirnya WANITA. WANITA. Sekali lagi, WANITA..ta..ta..ta.. Saya mengira adik saya keplest lidah waktu mengatakan,
"Kiri depan, Bu!"
Dan kemudian Aco semakin menyemangati saya melamar jadi supir busway saja kalau tidak dapat-dapat kerjaan...

Sunday, April 15, 2007

Poteng

Angkot tidak terlalu penuh. Malah kebanyakan isinya bukan mahasiswa, banyakan ibu-ibu pegawai berseragam. Maklum lagi musim SP, jadi angkot sepertinya sunyi senyap dari mahasiswa yang menebar bau-bau wangi.

Di pertigaan Tello angkot saya itu kena lampu merah. Cukup panas memang, hari menjelang siang. Pandangan saya tertuju pada anak-anak penjaja koran yang duduk di balik patung Adipura berlindung dari matahari. Mereka sedang tidak sibuk menjual koran tapi sibuk memesan Es Poteng, yang sepedanya ikut parker di dekat anak-anak itu. Membuat ngiler juga. Apalagi salah seorang anak sudah memakan habis esnya sampai bibirnya berwarna merah pewarna.

Satu momen yang sangat melekat dengan es Poteng adalah pada saat saya masih maba. Pada saat masih sering dikumpul-kumpul untuk latihan bina akrab (di jurusan saya disebut bina kader). Pokoknya penjual poteng pasti senang melihat kita yang lagi latihan. Apalagi pada saat istirahat, kami semua pasti menyerbu penjual poteng. Tahukan danau UNHAS? Tidak ada mace-mace permanen yang berjualan di situ, jadi kami hanya mengandalkan penjual yang lalu lalang. Poteng jadi penghilang dahaga. Padahal daeng potengnya sudah bilang,”Nda ada mi potengnya”,tapi kita bilang,”Nda papaji, esnya saja”. Kembali latihan dengan mulut-mulut merah pewarna.

And then I realize, (atau mungkin hanya saya yang merasa) kalau ternyata saya dan teman-teman seangkatan yang lain dipersatukan pertama kali dengan es poteng. Sepiring beramai-ramai, belum lagi dengan ganti-gantian saling membayarkan.

Apa? Tidak tahu es poteng?

Es Poteng itu adalah ubi yang difermentasi kemudian dimakan dengan es serut yang diberi sirup merah di atasnya. Sangat cocok dimakan siang-siang, di samping danau UNHAS beramai-ramai....



(tulisan ini sudah pernah diposting diblog saya yang dulu,..i just write it down again only for u..)

Friday, April 13, 2007

OMG!!

Kadang-kadang kita tidak sadar kalau di sekitar kita ada mahluk yang indah dan menggemaskan...seperti....

Justin Timberlake!!!

Ya ampun, I've just realized it!!

Father and Son



Setelah mengobrak-abrik blog di Steam Warnet kemarin selama hampir emapt jam, yang benar-benar di “Steam” di dalamnya, saya pulang naik angkot. Pertama-tama naik angkot yang menuju ke IKIP, diiringi dengan kata-kata perpisahan dari Sultra lengkap dengan seringaiannya yang menjengkelkan,
”Hati-hati ya, Cha. Kejahatan di kendaraan umum paling sering terjadi di angkot yang menuju ke Perumnas lho.”
Kontan saya kemudian meraba pentul-pentul yang terselip di kain di atas kepalaku. Dan membalas seringai sahabatku yang kecil dan ribut itu. Saya selalu beranggapan kalau ada orang yang macam-macam sama saya hanya jarum inilah salah satu senjataku.
Untuk meraih rumahku dari Jln. Urip Sumoharjo, dimana Steam Warnet beralamat, harus dua kali ganti angkot. Pertama naik, IKIP-Perumnas yang kode trayeknya E terus dilanjutkan dengan angkot J trayek Perumnas-Pa’baeng-baeng. Cukup melelahkan memang, apalagi sudah pukul 21.00 malam. Untungnya Pak Sopirnya cukup mengerti waktu saya mengatakan,
“Pak..pak..bisa dikecilkan sedikit?”, sambil menunjuk-nunjuk telinga.
Tak tahan saya kalau naik angkot dengan sound system yang seperti membuat telingaku menjadi semakin banyak dan kemudian menusuk-nusuk ke dalam kepalaku. Lengkap dengan lagu Malaysia yang mendayu-dayu yang membuat kantuk datang di saat saya harus selalu komat-kamit membaca Ayat Kursi, seperti pesan Nenek setiap saya naik kendaraan umum berwarna biru itu. Kata Nenek supaya selalu dilindungi dalam perjalanan. Supaya tidak dihipnotis. Kadang-kadang, saya suka was-was sendiri di atas angkot dan kemudian bertanya-tanya di dalam hati apakah seseorang di samping saya sedang melakukan hal buruk kepada saya tanpa saya sadari. Sepertinya mengerikan sekali ya?


Sampailah saya di depan Telkom dengan selamat. Terima kasih, Tuhan...Padahal sebelum naik tadi bukan di situ tujuan saya. Tapi, tak papalah untuk amannya saja. Berjalanlah saya tergesa-gesa (agak ribet memang karena saya mengenakan rok panjang) mengarungi ujung jalan Petta Rani dengan becak-becak yang menawarkan tumpangan berpamrih. Berhenti tepat di bawah tanda dilarang berhenti dan memberhentikan angkot terakhir yang akan kutumpangi. Memang rambu-rambu lalu lintas yang ada di kota ini hanya hiasan belaka dan dipasang untuk memenuhi kebutuhan anggaran.

Naiklah saya di angkot yang di badannya ada garis warna orange itu. Semua penumpang tampak sangat lelah seperti saya. Wajah berminyak, baju kusut. Tak ada bunyi-bunyian di angkot ini. Senyap. Hanya suara mesin dan klakson yang mengisi kekosongan.

Dua sosok di sudut belakang menangkap tatapanku. Seorang bapak dan anak laki-lakinya yang kira-kira masih berusia empat tahunan. Mereka terlelap. Sama-sama terlelap. Sang bapak kira-kira berusia awal empat puluhan. Berbadan tambun. Berkulit sedikit gelap. Berkumis. Mengenakan baju kaos berwarna hijau pudar dan celana pendek. Sebelah tangannya memegang besi di bawah kaca belakang, sepertinya untuk menahan badannya supaya tidak jatuh. Dan anaknya, anaknya tidak dipangkunya. Ia membiarkan anaknya yang bersendal jepit sedikit kebesaran tidur di sampingnya. Bersandar pada lengannya yang besar. Anaknya tidak terjaga walaupun sang supir berkali-kali mengerem mendadak karena orang-orang yang dikiranya ingin naik ke kendaraannya. Anaknya bahkan menaikkan salah satu kakinya. Persis kalau kita makan di lesehan. Ingin rasanya mengabadikan peristiwa itu. Tapi saya tidak tega membuat mereka terbangun dengan kilatan cahaya. Terputar di benakku lagu Father and Son yang versi Boyzone.

Saya kemudian bertanya-tanya ada berapa anak laki-laki di dunia ini yang benar-benar mengidolakan ayahnya. Saya hanya mengenal satu atau mungkin dua orang saja. Dan kedua anak laki-laki itu bernama sama. Kemudian saya teringat lagi dengan film yang baru-baru ini saya nonton Nagabonar Jadi 2, terutama adegan di mana Naga Bonar mengusap kepala Bonaga supaya Bonaga terlelap.Terus film Liar-liar. Terus film In The Name of Father di adegan sang anak menyapukan vicks ke dada ayahnya yang batuk terus menerus di dalam penjara. Kemudian terngiang lagi sebuah lagu dari Ada Band Terbaik Untukmu

Setiap hubungan orangtua dengan anaknya selalu istimewa. Hubungan antara ayah dan anak laki-lakinya tentu berbeda dengan hubungan ayah dengan anak perempuannya. Begitu juga hubungan seorang ibu dengan anak perempuannya sama sekali tidak sama dengan hubungan ibu dengan anak lelakinya.

Sampailah saya di rumah. Mengetuk-ngetuk pintu samping yang sudah terkunci. Masuk kamar. SMSan sama Eni sebentar kemudian mandi dan sholat. What a very exhausting day! Capek! Dan kemudian memutar Winamp dan memilih Perfect-nya Simple Plan..

Wednesday, April 11, 2007

66 menit yang Menegangkan

66 menit yang Menegangkan,....

Ketik, Ketik, Ketik, cover letter ditutup dengan nama lengkap. Print dengan kertas berwarna jingga. Periksa-periksa, cek-cek surat lamaran dan CV, sudah tak ada lagi yang salah. Mencari foto copy transkrip dan ijazah yang sudah dilegalisir. Kertas berhamburan dan hanya satu kertas tebal berlaminating yang muncul di antara kertas-kertas putih tipis. Periksa-periksa lagi. Raba-raba lagi. Ada sesuatu yang salah. Pegang-pegang lagi. Utak-atik lagi. Dan benar-benar ada yang salah. Ingat,ingat...Transkrip asli saya mana ya?

Flashback....

Rabu, 4 April 2007, pekan kemarin, saya ditemani sama Apip ke Webhouse untuk scan transkrip dan ijazah. Rencananya hasil scan mau dikirim ke chevron via email. Cukup pusing juga karena untuk transkrip, scannya tidak cukup. Terpaksa kepala ayam UNHAS dipotong supaya scannya muat. Selesai. Membayar empat ribu rupiah. Kemudian ada rantai yang hilang. Naik ke mobil. Antar Apip pulang. Saya ke warung bakso yang pengamennya pakai perkusi menyanyikan lagu-lagu Padi.

Keringat dingin mulai mengucur, perut mulas. Ciri-ciri panik. Bongkar-bongkar lagi. Tetap tidak ada.

Telp +6285255665xxx, diangkat

“Pip, transkripku kayaknya ilang deh,”

tapi kayaknya Apip agak-agak tidak ngeh gitu. Sudah tidur sepertinya. Jadi gak enak. Telepon ditutup.

Telepon +6281355566xxx,

Saya: “Echank, lagi dimana?”

Echank: “Dikampus, kenapa”

Saya: “(cerita bla,bla,bla,..) tolong cekkan di webhouse

Echank: “Webhouse dimana ya?”

Saya : “(yang sempat kagum dengan diri sendiri karena dapat menjelaskan dengan

tenang) Itu lho, yang dekat Papirus di PUSDAM”

Echank:”Oh iyo, saya tau mi. Besok pagi pi saya cekkan”

Saya:”(masih tetap tenang) Makasih nah?”

Besok pagi? Sampai kapan saya harus mulas seperti ini?

SMS dari Apip:

“Cha, ini nmr hapex juniorku yg di webhouse, sapa tau bs mmbantu.081343595xxx.Kabarika nah

Akhirnya Apip kumpul nyawa. Maafkan, Pip membuatmu ikut-ikutan panik.

Pesan singkat dari Seiya

+6281350580xxx

Lha katax foto qta wkt d pizza bgus, itu sj yg dpasang hekekeke

Wah2 kt2 yg mengharukn, psti yg baca pd nangis smua hahaha

Anyway, kt2x udh oke tuh,nd brlbhnji

(ini adalah balasan smsku sebelumnya bercerita tentang paragraf terakhir dari surat lamaranku yang kepedean)

Balas

+62811465xxx

Pusingka!!

Hilang transkripku!!!asli!!

Telpon Junior Apip

“Assalamu Alaikum, saya temannya Apip yang kemaren scan diwebhouse. Saya mau tanya ada transkripku ketinggalan disana tidak?”

“Saya tidak perhatikan,” jawabnya singkat.

Uurrrgghhhh!!

SMS Apip

Pip,itu juniormu jg nda tau..d blum phatikan bd..thanx

SMS K’Achoo (+6281342176xxx), butuh penenangan

Telpka dule

Hanya Sultra yang tersisa

+6281342952xxx

Tuut..tuut..tuuuut...

Huaaaaa, tidak diangkat

Seiya (+6281350580xxx)

Hahh? Dmana hilangx?

Apa bs dminta lg d kampus?

Penting itu kw.

Me (+62811465xxx)

Nda tau ini..aduh,pusing!aduh,sakit perut!!stress!!

Sultra lagi...tak diangkat lagi...

Nunu (+6285255601xxx)...tidak aktif...Nunu lagi..eh,saya salah pencet...

Tak ada siapa-siapa yang menyapa...sudah pada ketiduran semua kali ya?huhuhu...dimanakah engkau transkrip??hasil lima tahun...gunting-gunting label alamat untuk ditempel di amplop...relax a bit!

Sultraaaaa... tak diangkat lagi...

Sultraaa...ur the only one my hope...tuuut..tuuut..tuuut...tetap tak diangkat...

Telp dari K’Achoo (+6281342176xxx)

Diawali dengan salam...permohonan maaf karena terlambat nelpon..dan meracaulah saya dalam kepanikan..dan panik jugalah dia..lho?

panik+panik=2 panik..huaaaa...telpon ditutup...

SMS Indah siapa tahu dia bawa transkripku ke Polmas (+6285255407xxx)

In,ko nda pnah liat transkripku y asli?hilangq kauwe;huhuhu

Pusingma ini

Dan....Pending!

Sultraaaaaa.........diangkat!yes!

Sultra, minta tolong cekkan transkripku di webhouse”

Sultra : “ (sempat hang)webhouse dimana ya?,”

Saya : “Merefresh ingatannya”

Sultra: “Telponka setengah jam lagi”

Ternyata bukan setengah jam,..13 menit kemudian saya telpon, kmudian 2 menit kemudian, plus dua menit lagi baru diangkat

Sultra langsung teriak: “Adaji Ocha!”. Pengen nangis aja rasanya. I just knew it, i knew that only her could help me ke webhouse tengah malam begini soalnya pondokannya yang paling dekat dengan warnet itu. That’s what friends are for!!!Sultra sempat sok tahu sama yang jaga warnetnya kalau transkrip itu ketinggalan kemarin, padahal sudah hampir sepekan. Untungnya Sultra punya wajah innocent jadi penjaga warnetnya percaya-percaya saja. Transkrip itu tersimpan baik-baik di brankas yang punya warnet. Betapa beruntungnya saya!!

Selanjutnya, menghubungi orang-orang yang telah menyertai kepanikanku...

Apip

Ketemu!!

Dwebhouse!!

K’Achoo

Ktemumi dwarnet t4ku scan,sultra y ambilkanka!!s mmg teledor sekali

Seiya

Ketemumi!!

Dwarnet t4ku scan,tmanku y dpondokan y ambilkan.d mmg baik sekali..

Puasa bsok..3 hari..s tlalu byk nuntut sm Tuhan kyaknya..

Echank

Echank,jgn miq kwebhouse bsok.ktemumi transkripku,sultra y cekkanka td dwebhouse..

Apip miskol

Ditelpon malah putus

Seiya ditelpon malah tidak diangkat...sudah lelap sepertinya

K’Achoo...mengangkat telpon dengan setengah sadar...dan saya heboh bercerita...

Sultra

Sul,syukron banget nah..

Dunno what to say..tolong,simpankan baik2 itu transkripku bsok s ambil dkampus

Apip

Nite,pip!

Thanx!

Apip membalas

Makasih jg mmbuat sy trjaga brkali-kali.Duh,alamat insomnia nih

Cerita di atas terjadi pada pukul 11.10 PM sampai 12.16 AM...Lumayan Shock therapynya..

Dan sekarang Winampku memutar Try Again, mengingatkanku pada seseorang....

Terima kasih,...

Applause!!

LELAKI-LELAKI DI BULAN MARET…

Ada yang datang menjalin pertemanan ada yang tak jadi datang karena alasan menggantikan atasan. Ada yang pergi meninggalkan tanpa alasan. Ada yang berbohong untuk kenalan, ada yang mengabaikan janji titipan. Ada yang akhirnya membuka jalan dan ada mengembalikan pinjaman. Ada yang kembali mengorek-ngorek kesalahan, ada yang masih setia mempertahankan keyakinan menjadikanku pasangan. Ada yang pergi tanpa pesan dan ada yang datang dengan segenggam traktiran. Ada yang menghadirkan senyuman dan ada yang berhasil menitikkan air mata di penghujung bulan. Ada yang kurusan dan ada yang tidak berhenti makan...

Dan ada yang sangat kurindukan. Tatapan yang hangat setiap kuberkisah dan kata-kata,"mengapa engkau selalu tertawa?" atau doa tertulis di awal hari, "Semoga harimu menyenangkan"...

TERIMA KASIH ITU UNTUK....

Orang-orang yang setia memberikan semangat, doa dan motivasi. Orang-orang yang rela membuang-buang pulsanya untuk mengirimkan pesan singkat dengan kata-kata, “Ciayyo!”, “Gambatte!”, “Semangat!”, “Badai Pasti Berlalu”, “Tersenyum saja kalau tak bisa menjawab”, “Santai...”...seperti itulah kira-kira...dan special untuk tiga orang yang sangat istimewa yang meneleponku sesaat sebelum ujian sidang sarjana..U know who U are!!..dan tentu saja orang-orang yang menelepon sesudahnya dengan sapaan,” Gimana? Suksesji?”..

Terima Kasih untuk:

- Allah Subhana Wa ta’ala..Tuhan yang Maha Kreatif...Ridhoilah senantiasa jalan yang aku pilih...

- Bapak dan Mama, yang sudah mendesak secara halus supaya cepat selesai mengingat adik saya telah mendahului..hehehehe. Untuk segala luapan emosi dan bantuan finansial serta doa yang setiap saat terlafadzkan dalam hati

- The Wahabs Crew : Indah, S.ST, Aco Lotong, Acce n Didit..calla-callanya berhasil. Terutama si Bungsu yang selalu bilang,” Aiiii, Kakak Ocha dilombai sama kakak Indah. Pacce!”

- Sahabat, yang tak akan kutemukan dua kali di dunia ini, so I’ll keep u guys in my heart..selamanya....

Teman SD : Qkho, Ila, Lya...Let’s share those laughs and tears together again..again..again...okay, siapa EO pertemuan selanjutnya?

Teman SMP : Lisa, Poetry, Andina, Ikha, Anandha, Onhe...I still dont understand why we still connect each other ‘till this second? Maybe this what they call ‘Soulmate’?

Teman SMA : BP Crew...do I have to mention ur name one by one? Terlalu banyak yang telah kalian berikan dan saya tidak bisa menyebutnya satu persatu

Teman Kuliah : 5 Musketeers...Ahsank (kapan kita diskusi lagi?), Echank (Sang Ketua Angkatan), Cullank (the Joker), Chullunk (for ur help at BK 03), Muflih (Cinta cinta), Uny Pingu (ibu dosen), Anti Mickey (teman makan yang sudah betah di kampung halaman), Mule (so let keep the secrets), Sultra (thanx God I Found U!), Eni (Thanx Sultra I Found U!), Adinda Uphy dan Asni dan Ulla (entah saya ingin berkata apa lagi?)

- Kakak2 ketemu gede...yang membuatku semakin mencintai dunia mahasiswa ini:

Februadi Bastian a.k.a K’Mappe (SMADA 00), walaupun Ebi wisuda Desember tapi ijazah dan transkrip saya lebih duluan jadi..hehehe

Risma Haris a.k.a K’Cimmank (00), mentor SIG tersabar. Kunanti kedatanganta untuk nginap2 lagi dan curhat2 lagi.

Eko Hadi Purnama (99), dunno what to say...speechless!!I’m awake afternoon....(silahkan dilanjutkan, ;-))

Akmaluddin a.k.a K’Ake (99), untuk semangat yang tak pernah berhenti

Muh. Amin (99), untuk advice for my compy!

Imran Ma’mur a.k.a K’Imho (98), Mr. Wise Guy...Salutku untukmu!!

- Komunitas Ininnawa dan WWN Crew, kapan kita ke Tompo Bulu lagi?

- Blogger Makassar...untuk kesempatan mengenal kalian

- Buku2ku, Guru yang tak pernah marah...

- Kanda Muh. Hasbullah Idris, kesabaranmu menghadapi kekeraskepalaanku melebihi kemampuanku menghadapi kebatuanmu. Hehehe...terima kasih untuk precious time ever...like u said, “Jalan sungguh masih sangat terjal!”

Untuk kedua pembimbingku, tentu saja, P’Ali dan P’Samsu, semoga Allah membalas jasa Bapak berdua. Amin!!

Selamat Datang di Dunia Tanpa Subsidi!!!!

If u dont found ur name here,...

Check out my deepest heart...and u will find it there....