CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sunday, November 26, 2006

Saya pergi..

Satu minggu ke depan saya ke pangkep. Ada pelatihan penulisan. Semoga tulisan saya menjadi bermutu setelah mengikuti kegiatan itu...
Wait for the stories!!

Let’s Play!

Tadi pagi saya mengantar Bapak pergi memancing. Di perjalanan pulang, dengan hasrat ke WC yang sangat besar, saya mendengar radio Venus 97.6 FM Citra musik Indonesia. Mengutip dari Kompas cyber Media, penyiarnya bilang kalo ternyata PQ-Physical Quotient- anak-anak di Indonesia rendah. PQ (berdasarkan apa yang penyiar itu bilang) adalah kemampuan seseorang dalam beraktivitas atau menggerakkan tubuh. Artinya, anak-anak Indonesia memiliki tingkat menggerakkan tubuh yang rendah. Mungkin ini disebabkan karena semakin menjamurnya mainan-mainan elektronik yang hanya mengandalkan gerakan tangan terutama ibujari.
Saya ingin bercerita tentang permainan. Sampai saat ini di usia early twenty, saya masih senang bermain. Orang-orang yang dekat dengan saya pasti tahu kalau saya pecinta game PC strategi dan misteri. Hanya game PC, karena jempol saya tidak lincah seperti anak-anak sekarang untuk bermain PS dan ini selalu menjadi bahan tertawaan adik-adik saya. Hiks! Tombolnya terlalu banyak, tidak seperti video game waktu saya seusia mereka seperti Nintendo atau Spica. Tombolnya cuma cursor atas, bawah, kiri, kanan plus dua tombol tambahan A dan B dan 2 tombol tambahan lagi untuk Start dan Select. Dan dulu video game ini isi satu kasetnya banyak permainan seperti tetris, Mario bros dan Atlantis. Sedangkan kaset-kaset PS sekarang satu kaset hanya berisi satu permainan saja dan sepertinya tidak ada tamatnya. Mainnya panjaaaang sekali. Tidak seru dan gambar tiga dimensinya bikin pusing terutama kalau banyak darah yang berceceran blum lagi tombol-tombolnya. Tapi, tenang saya bukan The PS’s Hater sejati. Saya punya (milik pribadi) carpet dance di rumah yang kalau ingin memainkannya harus disambungkan dengan PS. Untuk main Dance-dance Revolution.Hehehe...
Jadi saya pikir kalau anak-anak sekarang PQnya rendah masuk akal juga. Dibandingkan dengan jaman saya dulu video game kurang popular. Kita lebih senang main dijalanan. Saya suka permainan konvensional tapi tidak jago apalagi yang larinya jauh seperti main bom (benteng) atau enggo lari. Yakin saja saya tidak akan ikutan dan teman-teman tidak akan memilih saya karena takut timnya kalah. Saya tidak bisa lari(Cat: dulu berat badan saya ideal). Tapi lain kalau yang larinya terbatas seperti main Boy (itulho yang pake bola tennis terus batu yang disusun), gebo(bola tennis saja) atau main galasin. Seru!!! Baju saya sampai sobek. Main karet dan hm...ada yang pernah coba gak yah..main santo (pake batu kali). Mainan cewe’ seperti main beklan, masak-masakan dan bongar pasang, ayo. So, masa kecil saya terhitung bahagia dan menyehatkan.
Sebenarnya masih banyak permainan yang ingin saya jabarkan disini tapi seprtinya sudah cukup Cukup untuk menunjukkan, saya dan teman-teman seangkatan saya dulu memiliki PQ yang tidak sedikit. Hihihi...
PQ anak Indonesia sekarang ini rendah means budaya instant semakin marak saja...

Sayang saja ternyata tidak cukup, Sayang...

Pernahkah kamu sangat mencintai seseorang hingga membuatmu menangis?
Pernahkah kamu sangat mengiginkan suatu hingga tak dapat tidur di malam hari?
Pernahkah kamu mencoba menemukan kata yang tepat tapi tidak keluar dengan tepat?
(terjemahan bebas dari Have You Ever by.Brandy)

Love is patient and kind, never rude or selfish. It doesn’t take offense and it’s not resentful. Love take no pleasure in other people faults, it is always ready to endure whatever comes and always ready to excuse...(A walk to remember, Dolly Parton)

Iran dan Pluralisme

Ini adalah catatan setelah mengkuti seminar pluralisme dan kebijakan-kebijakan Iran pasca krisis di Timur Tengah yang diadakan pada Jum’at, 24 November 2006. Pembicaranya duta besar Iran untuk Indonesia, Mr. Kamalvandi, Mantan duta besar Indonesia untuk Iran sekaligus mantan rektor Unhas Bapak Basri Hasanuddin dan pembicaran ketiga adalah Kang Jalal.
Seminarnya ramai sekali. Sampai banyak yang lesehan. Pesertanya mulai dari balita hingga manula. Tapi panitianya terlalu lelet seingga balitanya banyak yang menangis sesekali dan mengganggu orang-orang yang tidak paham kalau balita itu belum bisa bertoleransi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Mungkin ini disebabkan karena acaranya mendadak seperti yang Ibu PR.IV Unhas katakan pada saat membuka acara. Padahal topiknya sangat menarik. Pluralisme dan Iran. Belum lagi pembicaranya.
Pembahasan pertama dibuka oleh dubes Iran dengan menggunakan bahasa Persi. Tentu saja ada interpreter yang akan mengartikan apa yang beliau katakana. Sesama orang persi yang fasih berbahasa Indonesia. Sepertinya saya pernah melihatnya (interpreter), ternyata orang yang sama dengan yang mendampingi presiden Ahmadinejad waktu diwawancara di televisi (lupa stasiunnya, kalo gak salah Metro TV) pada saar berkunjung ke Indonesia. Bapak dubes Iran berbicara mengenai timur tengah, mulai dari letak geografis, zionisme, holocaust hingga kebijakan luar negeri Iran terhadap konflik di Timur Tengah. Intinya beliau menegaskan bahwa Iran tidak akan pernah dan tidak akan mengakui eksistensi Israel dan tidak mempunyai hubungan apapun denga Israel secara formal maupun informal. Dari pandangan Iran, krisis di Palestina adalah puncak dari ketidakadilan dunia internasional. Pembentuka rezim zionis daria awalnya didasarkan pada kezalian dan kepentingan politik negara-negara tertentu, dan sayangnya upaya ini hask-hak bangsa Palestina dan negara kawasan ini selalu diabaikan. Dan menurut Iran, solusi dalam permasalahan ini adalah dengan dilaksanakan referendum dengan mengikutsertakan seluruh penduduk wilayah Palestina, antara lain Muslim, Kristen dan Yahudi agar mereka dapat menetukan nasib sendiri.
Topik kemudian beralih ke Pluralisme yang di bawakan oleh Prof. DR. Jalaluddin Rakhmat setelah mengatakan kalau Prof. Basri Hasanuddin akan mendapatkan giliran terakhir sebagai tuan rumah. Sebagai catatan, beliau adalah salah seorang penulis favorit saya. Dan saya sangat senang bisa melihat beliau secara langsung dan mengikuti sedikit ceramah beliau. Menurut saya, beliau tidak hanya mampu bertutur secara tulisan tapi juga dengan lisan. Singkat dan mudah dipahami. Apa yang beliau sampaikan sedikit banyak termaktub di buku terbaru beliau yang berjudul Islam dan Pluralisme. Buku mungil yang bersampul bolong terbitan Serambi. Menurut Kang Jalal, Pluralisme adalah anggapan akan memperoleh keselamatan pada hari akhirat apapun agama yang dianut. Sebenarnya ada kajian lanjutan di IMMIM setelah acara seminar ini tapi saya tidak ikut. Untuk lebih jelasnya silahkan membeli bukunya saja yaa..
Prof. Basri, sebagai pembicara ketiga, lebih banyak bercerita tentang pengalaman beliau sewaktu menjabat sebagai dubes Indonesia di Iran. Beliau juga sedikit membahas pertanyaan tentang perbedaan sambutan rakyat Indonesia terhadap Presiden Ahmadinejad dengan Presden Bush yang sangat besar. Dan saya pikir kita semua tahu jawabannya mengapa. Selain itu beliau mengorek sedikit hubungan Iran dengan kelompok perlawanan Hezbollah di Libanon.
Saya tidak ikut sesi kedua dari seminar ini yang dilanjutkan ba’da sholat Jumat. Harus mengurus berkas ijin siding yang ternyata hanya boleh diurus setelah wisuda priode Desember selesai. Itu artinya bulan Januari. Apa yang harus saya lakukan sebulan ini?
Main game?
Tulisannya serius sekali ya?Hehehe..

Thursday, November 23, 2006

warna-warni

blognya dirubah dikit ya..supaya lebih soft...

Tuesday, November 21, 2006

SMS Penting!!

Sekarang saya lagi mengirit pengeluaran, jadi SMS ini saya forward lewat blog saja yaa...
Sms ini saya dapat dari K’Mappe. Bunyinya begini nih:
“STOP! Jangan biasakan memberi UANG kepada anak jalanan, sebagai gantinya berikan mereka nutrisi atau barang layak pakai. Mulai sekarang siapkan dalam tas/mobil: biscuit, permen, buah atau barang bermanfaat lainnya sebagai ganti uang”

Seperti bunyi spanduk yang sekarang banyak di perempatan lampu merah:
“Janganki kasihka uang minta teruska itu”

Show that you care...

Happy Birthday, Mom!

Happy Birthday, Mom!!
Hari ini mama ulang tahun. Sudah keemasan usianya. Aku mengucapkan selamat ulang tahun sewaktu kami sahur bersama mengejar syawal yang sudah hampir habis. Banyak kue, yang Acce bilang “Giliran mama yang ulang tahun kuenya cantik pakai cherry”. Padahal kue yang bercherry itu untuk sepupuku yang sedang hamil muda.
Bapak mentraktir kami makan malam, biasanya kami hanya makan nasi kuning di rumah jika ada yang ulang tahun. But, today is special. Rencananya ingin pula dirangkaikan nonton bareng Casino Royale seandainya tiketnya tidak kehabisan (nomat!nomat!nomat!).
Tapi, tahun ini tidak kado untuk mama. Lagi kere, tanpa penghasilan. Tapi akan selalu ada doa untuknya...I luv ya, Mom!
Ini nih foto kuenya... Kelihatan enak bukan?

Ket : Acce itu adikku yang ketiga...

Catatan dari foto-foto Yukata

Tanggal 18 November kemarin telah diadakan diskusi film Jepang Swing Girls di café baca Biblioholic. Tapi berhubung saya terlambat datang jadi hanya sedikiiit saja yang bisa saya ceritakan. Swing Girls adalah film tentang anak SMA Jepang yang tergila-gila dengan musik jazz. Anak-anak SMA ini hidup di kampung yang kemudian akhirnya ikut perlombaan jazz band antar SMA. Silahkan membayangkan kampung yang ada di Jepang seperti apa. Sebenarnya filmnya mirip-mirip dengan film kompetisi Hollywood lainnya seperti Bring it On atau Drumline. Walaupun ini film Jepang, tapi salah satu soundtracknya adalah LOVEnya Nat King Cole. Bukan Ashlee Simpson.
Setelah itu saya foto-foto pake yukata. Yukata adalah sejenis kimono yang dikenakan orang-orang Jepang pada saat musim panas. Saya memilih yukata yang berwarna biru tua. Tidak ada yang matching dengan kerudung yang saya kenakan berwarna coklat. Tapi tidak apa-apa. Fotonya lengkap dengan bakiak, tas dan kipas. Kurang samurai saja. Hehehe...
Diskusi film Swing Girls dilakukan pada pukul 15.30. Banyak yang ikut tapi tidak sebanyak yang nonton tadi. Pembicaranya adalah Tuan Matsui yang sangat fasih berbahasa Indonesia dan salah seorang dosen sastra Jepang (maafkan aku yang tidak mengetahui namanya) dengan moderator K’Aan. Diskusi ini sedikit banyak membahas tentang kehidupan remaja Jepang saat sekarang ini.

Sepulang dari diskusi, saya membelikan mama bunga. Biblio juga menjual bunga ya? Murah, cuma sepuluh ribu sudah dapat bunga Hortensia (maafkan kalau ejaannya salah).

Saturday, November 18, 2006

aku kembali..

hi,..i'm back..untuk yang merindukanku..i'm here again!
thanx heaps buat orang-orang yang still encouraging me and inspiring me too much!!
and then...the hardest part sudah lewat.Alhamdulillah!!
Lets celebrate it!!Game..game..game..